Selasa, 27 Desember 2011

My school is the best -> SMK NEGERI 4 Bandar lampung

Satu Siswi SMKN 4 Nyaris Tak Ikut Ujian

Sendi karlina
smkn4 b.lampung
DCC
BANDARLAMPUNG – Tri Cahyati (17), salah satu siswi SMKN 4 Bandarlampung, nyaris tidak bisa mengikuti ujian semester ganjil yang berlangsung tanggal 3 hingga 8 Desember mendatang di sekolahnya. Pasalnya warga Jl. Narada Gg. Tamansari, Jagabaya I, Tanjungkarang Timur, ini tak mampu membayar biaya daftar ulang dan sumbangan komite sekolah sebesar  Rp2,7 juta. Terlebih setelah ayah anak ketiga dari empat bersaudara ini dipanggil sang Pencipta serta ibunya pergi menelantarkan mereka begitu saja.
Ditemui di rumahnya kemarin (5/12), Tri Cahyati menuturkan, sebenarnya dirinya tidak akan mengikuti ujian tersebut. Namun, Sabtu (3/12), dia dipanggil guru BP-nya dan bisa mengikuti ujian setelah membuat perjanjian akan membayar. Kemudian, Minggu (4/12), wali kelasnya datang ke rumahnya untuk melihat kondisi sesungguhnya dan kemarin (5/12) giliran kepala sekolah memanggilnya.
’’Alhamdulillah, sekarang saya sudah diberi dispensasi boleh mengikuti ujian,” ujarnya.
Tri juga mengatakan sebelumnya ia sudah dua kali mengajukan surat keterangan tidak mampu. Yaitu sejak di kelas satu dan dua. ’’Namun tidak tahu kenapa, selalu ditolak. Terus sekarang, jangankan membayar uang tunggakan sekolah sebesar Rp2,7 juta, untuk makan saja kadang dikasih tetangga dan seadanya,” ungkap siswa kelas XI Jurusan Pariwisata 1 SMKN 4 Bandarlampung ini didampingi pamannya, Herman.
Ditambahkan Herman, Supeno –ayah Tri– sudah meninggal setengah tahun lalu karena stres tidak bisa membiayai anak-anaknya. ’’Sedangkan ibunya sudah dua minggu ini pergi tidak tahu entah ke mana. Saya datang dari Lampung Timur ke sini sengaja untuk menengok Tri serta kedua kakaknya yang sudah putus sekolah dan adik bungsunya yang masih di SD. Rencananya, saya membawa si bungsu ke Lamtim untuk disekolahkan di sana,” tukasnya.
Sementara, Kepala SMKN 4 Bandarlampung Dra. Septiana, M.M. menegaskan, ditolaknya pengajuan surat keterangan tidak mampu Tri karena kesalahpahaman. Itu karena ketika ayahnya meninggal dan dewan guru melayat ke rumahnya, tempat tinggalnya bagus dan bertingkat. Namun setelah pihaknya mengutus dewan guru untuk meng-cross check-nya langsung, ternyata itu bukan rumahnya.
’’Jika dari awal saya tahu kalau Tri itu dari keluarga kurang mampu dan orang tuanya sudah tidak ada lagi, pasti kami berikan dispensasi. Karena sudah menjadi komitmen kami, baik pihak sekolah maupun komite sekolah untuk membantu anak miskin, terutama anak yatim,” tandasnya

1 komentar:

sendi karlina mengatakan...

gmn ?>

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management